Sabtu, 28 Juli 2012

Prosedur Cara Teknik Penghisapan Lendir

Penghisapan lendir (Suction) merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara mandiri dengan menggunakan alat penghisap

Tujuan Penghisapan Lendir

  1. Membersihkan jalan nafas
  2. Memenuhi kebutuhan oksigenasi

Alat dan Bahan Penghisapan Lendir

  1. Alat penghisap lendir dengan botol berisi larutan desinfektan
  2. Kateter penghisap lendir steril
  3. Pinset steril
  4. Sarung tangan steril
  5. Dua kom berisi larutan Aquades atau NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
  6. Kasa steril
  7. Kertas tissue
  8. Stetoskop

Prosedur Kerja Penghisapan Lendir

  1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
  2. Cuci tangan
  3. Tempatkan pasien pada posisi terlentang dengan kepala miring ke arah perawat
  4. Gunakan/Pakai sarung tangan
  5. Hubungkan kateter penghisap dengan slang alat penghisap
  6. Mesin penghisap dihidupkan
  7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkan kateter penghisap kedalam kom berisi aquades atau NaCl 0,9% untuk mempertahankan tingkat kesterilan (asepsis)
  8. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap
  9. Gunakan alat penghisap dengan tekanan 110 - 150 mmHg untuk dewasa, 95 - 11- mmHg untuk anak-anak dan 50 - 95 mmHg untuk bayi (Potter & Perry, 1995)
  10. Tarik dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15 detik
  11. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%
  12. Lakukan penghisapan antara penghisapan pertama dengan berikutnya, minta pasien untuk bernafas dalam dan batuk. Apabila pasien mengalami distress pernafasan, biarkan istirahat 20 - 30 detik sebelum melakukan penghisapan berikutnya
  13. Setelah selesai, kaji jumlah, konsistensi, warna, bau sekret dan respons pasien terhadap prosedur yang dilakukan
  14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Penghisapan Lendir

Prosedur Cara Teknik Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Peroral

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya, nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh.
Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak akan sangat berguna dalam membantu proses tumbuh-kembang.
Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhinya melalui oral (mulut), enteral (pipa lambung) atau parenteral (infus).

Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)

Tindakan Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut) ini merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per-oral secara mandiri
Tindakan Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)

Tujuan Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)

  1. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

Alat dan Bahan Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)

  1. Piring
  2. Sendok
  3. Garpu
  4. Gelas
  5. Serbet
  6. Mangkok cuci tangan
  7. Pengalas
  8. Makanan dengan menu dan porsi sesuai dengan program

Prosedur Kerja Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)

  1. Berikan penjelasan
  2. Cuci tangan
  3. Atur posisi pasien dengan duduk atau setengah duduk sesuai dengan kondisi pasien
  4. Pasang pengalas
  5. Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalnya: berdo'a sebelum makan<)

  6. Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan

  7. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sbentar

  8. Catat tindakan dan hasil atau respons terhadap tindakan

  9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Fisioterapi clapping

Fisioterapi Dada

Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan, misalnya penyakit paru paru obstruksi kronis (Bronkhitis kronis), Asma dan Emfisema).
Tindakan drainase postural merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran pernafasan. Tindakan postural drainase diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrating (vibrasi/getaran).
Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah tersebut yang dilakukan pada saat pasien ekspirasi
Postural_Drainage
Tindakan drainase postural tidak dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit tekanan intrakranial, dispnea berat, dan lansia. Clapping tidak dapat dilakukan pada pasien emboli paru, hemoragie, eksaserbasi dan nyeri hebat (Seperti pasien kanker)

Tujuan Postural Drainase dan Fisioterapi Dada

  1. Meningkatkan efisiensi pola pernafasan
  2. Membersihkan jalan nafas

Alat dan bahan Postural Drainase dan Fisioterapi Dada

  1. Pot sputum berisi desinfektan
  2. Kertas tissue
  3. Dua balok tempat tidur (Untuk drainase postural)
  4. Satu bantal (Untuk drainase postural)
  5. Stetoskop

Prosedur Kerja Postural Drainase dan Fisioterapi Dada

Drainase Postural
  1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  2. Cuci tangan
  3. Atur posisi
    1. Semi fowler bersandar kekanan, kekiri, lalu kedepan apabila daerah yang akan didrainase pada lobus atas bronkus apikal
    2. Tegak dengan sudut 450 membungkuk ke depan pada bantal dengan sudut 450 ke kiri dsan ke kanan apabila daerah yang akan di drainase bronkus posterior
    3. Berbaring dengan bantal di bawah lutut apabila yang akan di drainase bronkus anterior
    4. Posisi trandelenburg dengan sudut 300 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm, sedikit miring kekiri apabila yang akan di drainase pada lobus tengah (Bronkhus lateral dan medial)
    5. Posisi trandelenburg dengan sudut 300 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm, sedikit miring ke kanan apabila daerah yang akan di drainase bronkhus superior dan inferior
    6. Condong dengan bantal di bawah panggul apabila yang di drainase bronkus apikal
    7. Posisi trandelenburg dengan sudut 450 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 - 50 cm ke samping kanan, apabila yang akan di drainase bronkhus medial
    8. Posisi trandelenburg dengan sudut 450 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 - 50 cm ke samping kiri, apabila yang akan di drainase bronkhus lateral
    9. Posisi trandelenburg condong dengan sudut 450 dengan bantal di bawah panggul, apabila yang akan di drainase bronkhus posterior
  4. Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit, kemudian periode selanjutnya kurang lebih 15 - 30 menit
  5. Lakukan observasi tanda vital selama prosedur
  6. Setelah pelaksanaan drainase postural lakukan clapping, vibrasi dan pengisapan (suction)
  7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan