Minggu, 20 Januari 2013

Merah Putih

Berkibarlah bendera negeriku 
Berkibarlah engkau didadaku 
Tunjukkanlah kepada dunia 
Semangatmu yang panas membara
Daku ingin jiwa raga ini 
Selaras dan keanggunan 
Daku ingin jemariku ini 
Menuliskan kharismamu
Berkibarlah bendera negeriku 
Berkibar di luas nuansamu
Tunjukkanlah kepada dunia 
Ramah tamah budi bahasamu
Daku ingin kepal tangan ini 
Menunaikan kewajiban oh..
Putera bangsa yang mengemban cita 
Hidup dalam kesatuan..

Sabtu, 19 Januari 2013

Makalah Ipa. Polusi udara asfiksia

Pengertian
Polusi udara asfiksia terjadi di karenakan berkurangnya kemampuan tubuh dalam mengikat oksigen atau berkurangnnya kadar oksigen di dalam tubuh manusia

Sifat polusi udara asfiksia
merupakan suara atau bunyi yang mengganggu, dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian.
Ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan
Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya performan kerja, stres dan kelelahan.

Cara Pencemaran Asfiksia
Masalah kerusakan lingkungan disebabkan oleh tangan-tangan manusia itu sendiri. Untuk menjaga kelestarian lingkungan, harus ada penegakan hukum lingkungan. Selain itu, tak kalah penting adalah menumbuhkan kesadaran yang tinggi pada masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan. Setidaknya wawasan mengenai lingkungan, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) akan mengarah pada pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Dampak Polusi udara asfiksia
Dampak asfiksia jangka pendek
Jika bayi mengalami gangguan pernapasan, suplai oksigen ke jaringan dan organ tubuh akan terganggu. Akibatnya, terjadi penumpukan karbon diokssida, tetapi kekurangan oksigen sehingga darah akan menjadi asam. Padahal, normalnya keasaman atau pH darah adalah sekitar 7,35-7,45.

Organ yang paling sering mengalami gangguan adalah otak dengan gejala utama kejang. Kekurangan oksigen juga dapat menyebabkan pembengkakan otak. Jika proses ini berlanjut, maka akan terjadi penyusutan volume (atropi) otak. Aakhirnya, ukuran otak menjadi lebih kecil daripada ukuran normal. Kondisi ini disebut mikrosefali. Selain itu, otak juga dapat membubur (periventrikulerlekomalacia), terutama jika asfiksia terjadi pada bayi prematur dengan kelainan jantung.
Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung janin) menjadi lambat. Jika kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi.Timbulah kini rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan menghilang. Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita periksa kemudian terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak berkembang. Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan ganti, denyut jantung mulai menurun sedangkan tonus neuromuskuler berkurang secara berangsur-angsur dan bayi memasuki periode apneu primer.
Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan pernafasan yang dalam, denyut jantung terus menurun , tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan terluhat lemas (flascid). Pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apneu sekunder. Selama apneu sekunder, denyut jantung, tekanan darah dan kadar O2 dalam darah (PaO2) terus menurun. Bayi sekarang tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan menunjukkan upaya pernafasan secara spontan. Kematian akan terjadi jika resusitasi dengan pernafasan buatan dan pemberian tidak dimulai segera.
Dampak asfiksia jangka panjang
a.Gangguan fungsi multi organ pada asfiksia berat Redistribusi sirkulasi yang ditemukan pada pasien hipoksia dan iskemia akut telah memberikan gambaran yang jelas mengapa terjadi disfungsi berbagai organ tubuh pada bayi asfiksia. Gangguan fungsi berbagai organ pada bayi asfiksia tergantung pada lamanya asfiksia terjadi dan kecepatan penanganan. Frekuensi disfungsi berbagai organ vital tersebut yaitu otak, kardiovaskular, paru, ginjal, saluran cerna dan darah. b.Dampak sistem susunan saraf pusat kelainan neuropatologis yang paling sering ditemukan pada bayi yang mengalami asfiksia, di samping perdarahan periventrikularintraventrikular yang terutama terjadi pada bayi kurang bulan. Kelainan neurologis yang dapat ditimbulkan adalah gangguan intelegensia, kejang, gangguan perkembangan psikomotor dan kelainan motorik yang termasuk di dalam palsi serebral. Gejala klinis biasanya terjadi 12 jam setelah asfiksia berat yaitu stupor sampai koma, pernafasan periodic, tidak ada refleks komplek seperti Moro dan hisap, kejang tonik-klonik atau multifokal antara 12–24 jam dapat terjadi apnu yang menggambarkan disfungsi batang otak. 24 sampai 72 jam kemudian terjadi perburukan, berupa koma, apnu lama dan mati batang otak terjadi 24-72 jam kemudian.3 c.Dampak sistem kardiovaskular Bayi dengan asfiksia perinatal dapat mengalami iskemia miokardial transien. Secara klinis dapat ditemukan gejala gagal jantung seperti, takipnu, takikardia, pembesaran hati dan irama derap. Ekokardiografi memperlihatkan struktur jantung yang normal tetapi kontraksi ventrikel kiri berkurang terutama di dinding posterior. Selain itu ditemukan hipertensi pulmonal persisten, insufisiensi trikuspid, nekrosis miokardium, dan renjatan. d.Dampak terhadap ginjal Hipoksia ginjal dapat menimbulkan gangguan perfusi dan dilusi ginjal, serta kelainan filtrasi glomerulus. Hal ini timbul karena proses redistribusi aliran darah akan menimbulkan beberapa kelainan ginjal antara lain nekrosis tubulus dan perdarahan medula. Gagal ginjal diduga terjadi karena ginjal sangat sensitif terhadap hipoksia. Hipoksia yang terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan akan mengakibatkan iskemia ginjal yang awalnya bersifat sementara namun bila hipoksia berlanjut akan menyebabkan kerusakan korteks dan medula yang bersifat menetap. Bayi dengan asfiksia mempunyai risiko untuk terjadinya nekrosis tubular akut. e.Dampak terhadap saluran cerna Bayi asfiksia mempunyai risiko terjadinya iskemia saluran Cerna. Hal ini disebabkan pada bayi asfiksia terjadi redistribusi aliran darah ke organ-organ vital. Perfusi otak dan jantung dipertahankan dengan mengorbankan ginjal dan usus. f.Dampak terhadap hati Hati dapat mengalami kerusakan yang berat (shock liver), sehingga fungsinya dapat terganggu. Kadar transaminase serum, faktor pembekuan, albumin dan bilirubin harus dipantau. Kadar amoniak serum harus diukur. Diberikan faktor-faktor pembekuan jika diperlukan. Kadar gula darah dipertahankan pada 75-100 mg/dl. Obat-obat yang didetoksifikasi di hati juga harus dimonitor kadarnya secara ketat. Kegagalan fungsi hati merupakan pertanda prognosis yang buruk. g.Dampak terhadap sistem darah Seringkali ditemukan KID akibat rusaknya pembuluh darah, kegagalan hati membuat faktor pembekuan dan sumsum tulang gagal memproduksi trombosit. h.Dampak terhadap paru Dampak asfiksia terhadap paru adalah hipertensi pulmonal persisten, mekanisme terjadinya adalah vasokonstriksi paru akibat hipoksia dan asidosis, pembentukan otot arteriol paru pada masa pranatal, pelepasan zat aktif seperti leukotrin dan pembentukan mikrotrombus.



Penanggulangan Asfiksia
Pertolongan pertama untuk mengatasi asfiksia pada neonaturum ialah untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dalam membatasi gejala sisa (sekuele) yang mungkin timbul dikemudikan hari. Tindakan pada bayi asfiksia disebut resusitasi bayi baru lahir.

Makalah Ipa. Timbal

Pengertian
Timbal adalah logam yang mendapat perhatian utama dalam segi kesehatan, karena dampaknya pada sejumlah besar orang akibat keracunan makanan atau udara yang terkontaminasi Pb memiliki sidattoksik berbahaya.
Sifat Timbal
  • fasa pada suhu kamar : Padatan
  • densitas : 11,34 g / cm
  • titik leleh : 327,5
  • titik didih : 17490C
  • panas fusi : 4,77 kJ/mol
  • panas penguapan : 178,5 kJ/mol
  • kalor jenis : 26,650 J

Cara Pencemaran Timbal
  • Melalui udara,
  • Melalui asap kendaraan bermotor

Dampak Timbal
Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, utamanya bagi anak-anak. Di antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar, memendekkan tinggi badan, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku dan intelejensia, merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi, meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak. Dapat pula menimbulkan anemia dan bagi wanita hamil yang terpajan timbal akan mengenai anak yang disusuinya dan terakumulasi dalam ASI.
  • bagi orang dewasa : akan mengakibatkan kematian janin pada seorang ibu hamil.
  • Akan timbul gejala seperti: mual, sakit kepala, dan sakit perut.
  • Dapat merusak jaringan saraf, fungsi ginjal, menurunkan kemampuan belajar, dan membuat anak” hiperaktif

Cara penanggulangan
  • tidak mengkonsumsi lalap secara sembarangan

Makalah Ipa. Merkuri

Pengertian
Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA) 80 sertamempunyai masa molekul relatif (MR =200,59).Merkuri diberikan simbol kimia Hgyang merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargyricum ,yang berarticairan perak .Bentuk fisik dan kimianya sangat menguntungkan karena merupakansatu-satunya logam yang berbentuk cair dalam temperatur kamar (25°C),titik bekunyapaling rendah (-39°C),mempunyai kecenderungan yang lebih besar ,mudahbercampur dengan logam lain menjadi logam campuran (Amalgam/Alloi),juga dapatmengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus listrik tinggi maupuntegangan arus listrik rendah.
Merkuri merupakan salah satu unsur kimia yang biasa digunakan pada prosespemisahan emas dengan unsur logam ikutan lainnya. Merkuri termasuk logam beratberbahaya, yang dalam konsentrasi kecil pun dapat bersifat racun.Merkuri merupakanlogam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbaudengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida,hydrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panasdan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudahterbakar, logam, asam, logam,carbide,dan,amine

Sifat
Secara umum logam merkuri mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:a.
  • Berwujud cair pada suhu kamar (25 cdengan titik beku paling rendah sekitar -39sehingga mudah menyebar di permukaan air dan sulit dikumpulkan.b.
  • Masih berwujud cair pada suhu 396 Pada temperatur 396 ini telah terjadipemuaian secara menyeluruh.c.
  • Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logamyang lain.d.
  • Tahanan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkan merkurisebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik.e.
  • Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk alloy yang disebutdengan amalgam.f.
  • Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik itudalam bentuk unsur tunggal (logam) ataupun dalam bentuk persenyawaan (Palar,2004)

Cara Pencemaran Merkuri
  • Menyebar ke Permukaan air
  • Menjadi gas, sehingga mencemari lingkungan
  • sengan mengubah mikroorganisme yang terdapat dalam air.

Dampak
Dampak Merkuri Terhadap Kesehatan dari Tremor Sampai ke Kematian
Sulit untuk menduga seberapa besar akibat yang ditimbulkan oleh adanya logam berat dalam tubuh. Namun, sebagian besar toksisitas yang disebabkan oleh beberapa jenis logam berat seperti Pb, Cd, dan Hg adalah karena kemampuannya untuk menutup sisi aktif dari enzim dalam sel. Hg mempunyai bentuk kimiawi yang berbeda-beda dalam menimbulkan keracunan pada mahluk hidup, sehingga menimbulkan gejala yang berbeda pula. Toksisitas Hg dalam hal ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu toksisitas organik dan anorganik
  • Mengakibatkan kerusakan permanen pada tubuh
  • akan tersimpan dalam tubuh dan beracun
  • gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
  • mengakkibatkan kematian

Penanggulangan,
apabila:
  • Keracunan akut
  • keracunan Kronik
Segera di bawa ke Dokter.


Makalah Ipa. Air, Eutrofikasi

Pengertian
Eutrofikasi merupakan masalah lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah fosfat (PO3-), khususnya dalam ekosistem air tawar. Definisi dasarnya adalah pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrient yang berlebihan ke dalam ekosistem air. Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35-100 µg/L. Sejatinya, eutrofikasi merupakan sebuah proses alamiah di mana danau mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih produktif bagi tumbuhnya biomassa. Diperlukan proses ribuan tahun untuk sampai pada kondisi eutrofik. Proses alamiah ini, oleh manusia dengan segala aktivitas modernnya, secara tidak disadari dipercepat menjadi dalam hitungan beberapa dekade atau bahkan beberapa tahun saja. Maka tidaklah mengherankan jika eutrofikasi menjadi masalah di hampir ribuan danau di muka Bumi, sebagaimana dikenal lewat fenomena algal bloom.

Dampak
Dampak dari Limbah fosfat berhubungan dengan AIR.
Limbah fosfat akan mengakibatkan:
  • Adanya perubahan pH / tingkat keasaman / konsentrasi Ion Hidrogen.
  • Perubahan Warna, Bau, dan Rasa pada air
  • Timbulnya Endapan, Koloid, dan Bahan terlarut.
    Contoh bahan terlarut / komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari:
    1) Bahan buangan padat
    2) Bahan Buangan Organik
    3) Bahan Buangan Anorganik.
Dampak dari Limbah fosfat berhubungan dengan Manusia
Limbah fosfata akan mengakibatkan:
  • Merusak jaringan tubuh mahluk hidup
  • Menimbulkan otot kejang, otot lemaha, dan bahkan dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan
  • Jika dalam waktu lama dapat menyebabkan kanker pada tubuh

Sifat dr limbah Fosfat
Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2

Cara pencemaran
  • Pencemaran Lingkungan
  • Pencemaran limbah Detergen
  • pencemaran limbah pabrik tahu
Penanggulangannya
Pengendapan Kimia.
Koagulan yang sering digunakan untuk mengendapkan limbah adalah alum (alumiinium sulfat / Al2(SO4)3), feri sulfat (Fe2(SO4)3), feri klorida (FeCl3) dan kapur.Alum akan bereaksi dengan bahan yang bersifat basa dan membentuk aluminium hidroksida yang tidak dapat larut dan mengkoagulasi partikel koloidal.Kapur akan bereaksi dengan bikarbonat dan membentuk kalsium karbonat yang akan mengendap. Garam-garam feri digunakan untuk meningkatkan daya endap dari feri hidroksida yang akan membentuk endapan dalam limbah dan meningkatkan laju sedimentasi dari partikel lain yang ada dalam limbah tersebut.
Pada penggunaan kapur untuk pengendapan, maka pH sebaiknya diatur diatas 9.0. Penggunaan alum untuk menghilangkan fosfat dilakukan pada pH diatas 6.3. Fosfat tersebut akan dihilangkan karena pembentukan kompleks aluminium-fosfat atau dengan cara diadsorbsi oleh gumpalan aluminium hidroksida. Ion feri dan fosfat akan bereaksi pada pH diatas 7 dan membentuk endapan feri fosfat.
Sedimentasi
Sedimentasi atau pengendapan adalah proses yang dilakukan untuk memisahkan padatan terendapkan dari berbagai limbah cair industry maupun rumah tangga.
Flotasi
Flotasi atau pengapungan menggunakan udara dilakukan pada proses penanganan limbah untuk meningkatkan laju perpindahan bahan-bahan tersuspensi dari limbah cair. Proses ini memisahkan padatan dari cairan dengan bantuan gelembung-gelembung udara pada partikel-partikel tersuspensi dengan memperkecil gravitasi spesifik partikel hingga lebih kecil dari gravitasi spesifik air. Udara dihembuskan
pada cairan dari tangki udara dengan tekanan 30-50 lb/in
3gauge (psig).
Pembakaran
Pembakaran dilakukan untuk mengurangi volume dan untuk sterilisasi produk akhir proses penanganan limbah. Pada akhir proses pembakaran biasanya 20 hingga 30 persen dari berat limbah akan berubah menjadi abu tergantung dari karakteristik limbah itu sendiri.Beberapa factor yang mempengaruhi efektifitas pembakaran antara lain adalah kadar air, volatilitas, bahan-bahan inert dan nilai kalori spesifik.

Selasa, 08 Januari 2013

Pencegahan & Penanganan Virus HIV-AIDS

  • PENCEGAHAN AIDS :Pada prinsipnya, pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah penularan virus AIDS. Karena penularan AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual maka penularan AIDS bisa dicegah dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual. Pencegahan lain adalah melalui pencegahan kontak darah, misalnya pencegahan penggunaan jarum suntik yang diulang, pengidap virus tidak boleh menjadi donor darah.Secara ringkas, pencegahan dapat dilakukan dengan formula A-B-C. A adalah abstinensia, artinya tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. B adalah be faithful, artinya jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja. C adalah condom, artinya jika memang cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka harus digunakan alat pencegahan dengan menggunakan kondom.
  • PREDIKSI YANG AKAN DATANG : Tahun 2000, diperkirakan jumlah kasus HIV/AIDS akan meningkat menjadi 30-40 juta orang dan pertambahan kasus baru terbanyak akan ditemukan di Asia Selatan dan Tenggara.Di negara industri telah terlihat penurunan jumlah kasus baru (insidens) per tahun. Di Amerika Serikat, telah turun dari 100.000 kasus baru/tahun menjadi 40.000 kasus baru/tahun. Pola serupa juga terlihat di Eropa Utara, Australia dan Selandia Baru.Penurunan kasus baru berkait dengan tingkat pemakaian kondom, berkurangnya jumlah pasangan seks dan memasyarakatnya pendidikan seks untuk remaja. Penurunan infeksi HIV juga terjadi sebagai dampak membaiknya diagnosa dini dan pengobatan yang adekwat untuk penyakit menular seksual (PMS). Di Tanzania, daerah yang pelayanan PMSnya berjalan baik mempunyai insidens HIV yang 40% lebih rendah. Penelitian di Pantai Gading, Afrika memperlihatkan bahwa pengobatan PMS juga mengurangi viral load sehingga mengurangi infectivity.
    • Peduli AIDSTAHAPAN PANDEMI AIDS :Pada awalnya dimulai dengan penularan pada kelompok homoseksual (gay). Karena diantara kelompok homoseksual juga ada yang biseksual, maka infeksi melebar ke kelompok heteroseksual yang sering berganti-ganti pasangan.Pada tahap kedua, infeksi mulai meluas pada kelompok pelacur dan pelanggannya.Pada tahap ketiga, berkembang penularan pada isteri dari pelanggan pelacur. Pada tahap ke empat mulai meningkat penularan pada bayi dan anak dari ibu yang mengidap HIV.
    • KERENTANAN WANITA PADA INFEKSI HIV :Wanita lebih rentan terhadap penularan HIV akibat faktor anatomis-biologis dan faktor sosiologis-gender.Kondisi anatomis-biologis wanita menyebabkan struktur panggul wanita dalam posisi “menampung”, dan alat reproduksi wanita sifatnya “masuk kedalam” dibandingkan pria yang sifatnya “menonjol keluar”. Keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi infeksi khronik tanpa diketahui oleh ybs. Adanya infeksi khronik akan memudahkan masuknya virus HIV.Mukosa (lapisan dalam) alat reproduksi wanita juga sangat halus dan mudah mengalami perlukaan pada proses hubungan seksual. Perlukaan ini juga memudahkan terjadinya infeksi virus HIV. Faktor sosiologis-gender berkaitan dengan rendahnya status sosial wanita (pendidikan, ekonomi, ketrampilan). Akibatnya kaum wanita dalam keadaan rawan yang menyebabkan terjadinya pelcehan dan penggunaan kekerasan seksual, dan akhirnya terjerumus kedalam pelacuran sebagai strategi survival.
      Kasus di Ghana dalam pembangunan Bendung Sungai Volta, menyebabkan ribuan penduduk tergusur dari kampung halamannya. Kaum pria bisa memperoleh kesempatan kerja sebagai buruh dan kemudian menjadi nelayan. Kaum wanita yang hanya terbiasa dengan pekerjaan pertanian akhirnya tersingkir ke kota dan terjerumus pada pekerjaan hiburan dan penyediaan jasa seksual. Akibatnya banyak yang menderita penyakit menular seksual (termasuk HIV) dan meninggal akibat AIDS.
      Di Thailand Utara, akibat pembangunan ekonomi dan industri yang berkembang pesat menyebabkan lahan pertanian berkurang dan wanita tergusur dari pekerjaan tradisionalnya di bidang pertanian. Sebagian besar kemudian migrasi ke kota-kota besar dan menjadi pekerja seks dan akhirnya tertular oleh HIV.
    • SITUASI HIV/AIDS DI INDONESIA :Sampai dengan bulan September 1996, jumlah kasus HIV/AIDS mencapai 449 orang, dengan kelompok umur terbanyak pada usia 20-29 tahun (47%) dan kelompok wanita sebanyak 27%. Kelompok usia produktif (15-49 tahun) mencapai 87%. Dilihat dari lokasi, kasus terbanyak ditemukan di DKI Jakarta, Irian Jaya dan Riau.Jumlah kasus yang tercatat diatas adalah menurut catatan resmi yang jauh lebih rendah dari kenyataan sesungguhnya akibat keterbatasan dari sistem surveilance perangkat kesehatan kita.Permasalahan HIV/AIDS di banyak negara memang memperlihatkan fenomena gunung es, dimana yang tampak memang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah sesungguhnya. Upaya penanggulangan AIDS di Indonesia masih banyak ditujukan kepada kelompok-kelompok seperti para pekerja seks dan waria, meskipun juga sudah digalakkan upaya yang ditujukan pada masyarakat umum, seperti kaum ibu, mahasiswa dan remaja sekolah lanjutan. Yang masih belum digarap secara memadai adalah kelompok pekerja di perusahaan yang merupakan kelompok usia produktif.
      Proyeksi perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia diperkirakan akan menembus angka 1 juta kasus pada tahun 2005, dan sesuai pola epidemiologis yang ada maka jumlah kasus terbanyak akan ada pada kelompok usia produktif (patut diingat bahwa pada tahun 2003 Indonesia akan memasuki pasar bebas APEC dan membutuhkan SDM yang tangguh untuk bersaing di pasar global).

  • Tanda dan Gejala Penyakit AIDSPenderita
Seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah ‘pelvic inflammatory disease (PID)’ dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).